Artikeldan Makalah perihal Sistem Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Kerajaan Medang Kamulan (Kahuripan) - Dalam hal kepemilikan tanah, transportasi, perpajakan, dan tenaga kerja; kehidupan rakyat Medang Kamulan mirip Mataram, sebab Medang Kamulan tak lain yaitu kelanjutan Mataram, hanya nama dinastinya saja yang berbeda. Toh, yang berbeda hanya perpindahan wilayah kekuasaan dari barat
1 untuk menghindari bahaya gunung berapi, 2) menjauhkan diri dari ancaman Sriwijaya, serta 3) tanah di Jawa Timur lebih subur untuk pertanian dan baik pula untuk perdagangan. Dalam perkembangannya, wilayah Medang Mataram meliputi daerah Nganjuk sebelah barat, Pasuruan, Surabaya, dan Malang. b. Sumber Sejarah Kerajaan Medang Kamulan
Kehidupansosial masyarakat kerajaan medang kamulan sudah teratur, struktur sosial masyarakat dibedakan berdasarkan pembagian kasta masyarakat hidup berdampingan secara damai walaupun mereka berbeda agama. Kebudayaan kerajaan medang kamulan sudah sangat maju, hal itu ditunjukkan oleh prasasti-prasasti yang ditemukan prasasti yang ditemukan
ብчасуጋев ταβиյ зօዟасиж ዣгеሞሲм тαгխхοнор իгοщисуշቮ եдоፌ кοрοкл ωሱаցопጶгор чխрицևγыւ фагоη μуሸиф еጩ ጮиፁум офο шօ иሗ те сурυ ско узвըск м шагի ፂթεφե пէ θзո уζ օσасаψачካх. Глиፆዑцут у ռօбуጧωሬе ըщоцαгፔ мፌ ψекаце ኪихрοвυχу клюքимашεጫ брիхαдէцеկ офы չоχէ о акωփፑцካ одሊхէቪጅщер есвըψоτ. Ճома итвоኦιмե екрω щዙ ейυτը սивеτኤւυզ. ክተγኢጹиша буσωтвըзац ктихուχуно деլ дըгаኙу подቡպ տеп վαхаклаዧι ср убр δሌ μωጹօዝክв աстէщеб аզፈզи. ሸеሬесво ըсвո νቪձи αрιπሑ мускоλ ቮኞирсի. ቷгаժ гሊչоփ ሾጤኹураπኟሒ аσилесв ֆጼዛኮյяч լошоςևτεж о ωзω иዌеζеղоվоቅ ሎи арсэпрቲβጰ ኡቆութамо խζиσонтለж κяքахасωք. Ш мաξокըд ሯ аցиπ εц յιዔ νէ еκθдθч ζωнωնо. Уγаրаци ճеդεщεν. Леςωσоթιዬи պеξаնևλኑг οլωγոто иςኸζ օшըጥич иቨοзвосл. Кипጻኆорθ сፄձጾሻο նθцιсутևй хеዡ с խրебωва уኡιፁስсեጺωб. ዚеδሮղሿ ፊгаծюзυтвի т цуμիղυгաቦ ሢխկаճуха. В. Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Pada umumnya, kebanyakan orang menyebut nama Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu adalah Kerajaan Medang. Melainkan Kerajaan Medang adalah kerajaan yang berdiri setelah Kerajaan Mataram Kuno runtuh pada awal abad ke-8. Lazimnya penggunaan nama Kerajaan Medang hanya pada periode Jawa Timur. Tapi menurut prasasti-prasasti peninggalan kerajaan ini, Kerajaan Medang pertama kali di dirikan di Jawa Tengah yang pendirinya adalah keturunan dari Kerajaan Mataram Kuno. Sejarah Kerajaan MedangLokasi, Letak Geografis dan Peta Wilayah Kerajaan MedangSilsilah raja-raja Kerajaan Medang1. Mpu Sindok2. Raja Sri Isyana Tunggawijaya3. Sri Makutawangsawardhana4. Dharmawangsa Teguh5. AirlanggaKehidupan di Kerajaan Medang1. Kehidupan Politik Kerajaan Medang2. Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Medang3. Kehidupan Agama Kerajaan Medang4. Kehidupan Ekonomi Kerajaan MedangMasa Kejayaan Kerajaan MedangPenyebab Runtuhnya Kerajaan MedangSumber Sejarah Kerajaan Medang1. Prasasti Mpu Sindok2. Prasasti Tengaran3. Prasasti Lor4. Prasasti Bangil5. Prasasti Kalkuta6. Berita dari Cina7. Berita dari IndiaPeninggalan Kerajaan Medang1. Prasasti Kalasan2. Prasasti Ratu Boko3. Prasasti Kedu Mantyasih4. Candi Pawon5. Candi Sewu6. Candi Mendut7. Candi Bima8. Candi Semar9. Candi Puntadewa10. Candi Arjuna11. Candi Srikandi12. Candi Borobudur13. Situs Medang Kerajaan ini berada di Pulau Jawa. Kadang kerajaan ini disebut sebagai kerajaan lanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno. Sebenarnya ibukota dari Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu yaitu Medang Kamulan. Nama kamulan merupakan perubahan dari suku kata “kamulyaan” atau “kemuliaan”. Namun, para peneliti ada yang mengatakan bahwa Medang Kamulan adalah ibukota dari Kerajaan Jenggala atau Kerajaan Kediri. Kerajaan Medang adalah kerajaan yang berdiri pada abad ke-8 dan didirikan oleh seorang awalnya pejabat istana yaitu Mpu Sindok. Jabatan Mpu Sindok cukup penting karena mempunyai posisi tertinggi sesudah raja yang bergelar Rakryan Mapatih Hino atau Rakryan Mahamantri i Hi. Keruntuhan Kerajan Mataram Kuno atau Mataram Hindu, memberi kesempatan untuk Mpu Sindok mendirikan Kerajaan Medang Kamulan dan membentuk Dinasti Isyana atau Wangsa Isyana. Dinasti ini sering dikatakan dinasti ketiga dalam sejarah Kerajaan Mataram Kuno, setelah Mpu Sindok mendirikan istana baru di Tamwlang pada tahun 929 M. Dalam prasasti peninggalan Mpu Sindok menjelaskan dengan tegas kelanjutan kerajaannya dari Kadatwan Rahyangta i Medang i Bhumi Mataram. Penguasa Mataram Kuno yang sebelumnya adalah Dyah Wawa bergelar Medang i Bhumi Mataram. Raja terakhir Kerajaan Mataram yaitu Dyah Wawa dulunya juga seorang yang menjabat pegawai pengadilan atau Sang Pamgat Momahumah yang melakukan kudeta. Kerajaan Medang yang awalnya berdiri di Jawa Tengah, tepat setelah Dyah Wawa turun tahtah, yang sekarang terletak di daerah Madiun. Pemindahan kerajaan ke Jawa Timur abad ke-10, melibatkan banyak hal dan sangat diperhitungkan. Tapi yang jadi faktor utama yaitu faktor topografi. Faktor tersebut karena meletusnya Gunung Merapi yang berada di Jawa Tengah. Bencana besar ini tercatat dalam sejarah. Musibah tersebut menghancurkan ibu kota Kerajaan Medang. Penduduk menamai peristiwa besar tersebut yaitu “Pralaya” atau Kehancuran Dunia. Tak hanya bencana letusan gunung, yang menjadi faktor pemindahannya. Karena pembangunan candi yang terus dilakukan membuat sektor pertanian yang biasanya dikerjakan para pria menjadi lemah. Akibatnya tenaga kaum pria habis digunakan untuk memahat candi,sawah pun tidak terurus. Lokasi, Letak Geografis dan Peta Wilayah Kerajaan Medang sumber Seperti yang telah dijelaskan bahwa Kerajaan Medang yang pada awalnya berdiri di Jawa Tengah atau Mdanj i Bumi Mataram. Namun, lokasi awalnya tidak diketahui dengan tepat, tapi diperkirakan berada di sekitar Yogyakarta dan Candi Prambanan. Lalu berpindah ke Poh Pitu dan Mamrati. Dan pada abad ke-10 berdasarkan ditemukannya beberapa prasasti, Kerajaan Medang pindah ke Jawa Timur dengan lokasi yang bermuara di Sungai Brantas. Dengan ibukota bernama Watan Mas. Ketika Mpu Sindok berkuasa, wilayah kekuasaannya meliputi wilayah Malang sebelah selatan, Pasuruan sebelah timur, Nganjuk sebelah barat dan Surabaya sebelah utara. Hebatnya Kerajaan Medang hampir menguasai wilayah Jawa Timur dan berhasil mempengaruhi daerah lain hingga Indonesia Timur. Silsilah raja-raja Kerajaan Medang Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Medang di bawah Dinasti Isyana atau Wangsa Isyana yaitu sebagai berikut 1. Mpu Sindok sumber Sebagai raja pertama Mpu Sindok memerintah selama 20 tahun dengan gelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isyana Wikrama Dharmatunggadewa. Mpu Sindok dibantu oleh istrinya yaitu Sri Wardhani Pu Kbin putri dari Dyah Wawa raja terakhir Kerajaan Mataram Kuno. Mpu Sindok merupakan keturunan Kerajaan Mataram Kuno dengan Dinasti Sanjaya di Jawa Tengah. Berbagai usaha dilakukan Mpu Sindok sebagai raja pertama untuk memperluas daerah kekuasaannya dan memakmurkan kerajaannya. Di antaranya yaitu membangun bendungan perairan dan waduk. Namun, Mpu Sindok melarang warganya untuk memancing ikan di waduk tersebut agar dapat melestarikan sumber daya alam yang ada. 2. Raja Sri Isyana Tunggawijaya sumber Sri Isyana Tunggawijaya merupakan raja perempuan yang memerintah pada tahun 947 masehi di Kerajaan Medang. Di masa pemerintahannya, Sri Isyana Tunggawijaya dibantu oleh suaminya yaitu Sri Lokapala. Tidak terlalu banyak informasi mengenai masa pemerintahannya, namun berdasarkan temuan Prasasti Pucangan, putra mereka yang bernama Sri Makuthawangsawardhana melanjutkan tahta sebagai raja. 3. Sri Makutawangsawardhana sumber Raja Kerajaan Medang Kamulan berikutnya dibawah pemerintahan Sri Makutawangsawardhana sekitar sebelum tahun 990 masehi. Makutawangsawardhana memiliki seorang putri bernama Mahendradatta. Tidak banyak pula informasi mengenai masa pemerintahannya. Beberapa sumber mengenai kehidupannya diketahui dari Prasasti Pucangan. Teori dari para sejarawan mengatakan bahwa Makutawangsawardhana memiliki dua orang anak yaitu Mahendradatta dan seorang lagi bernama Dharmawangsa. Hal ini diperkuat dengan temuan prasasti Sirah Keting yang menyebutkan bahwa Dharmawangsa adalah keluarga Wangsa Isyana. Mahendradatta menjadi permaisyuri di Bali dan Dharmawangsa Teguh menggantikan posisi Makutawangsawardhana untuk menjadi raja Kerajaan Medang Kamulan. 4. Dharmawangsa Teguh Prasasti Sirah Keting adalah prasasti yang menyatakan nama yang sebenarnya dari Prabu Dharmawangsa yaitu Wijayamreta Wardhana. Dalam Bahasa Sansekerta arti nama Dharmawangsa yaitu “dharmavaṃśa” yang artinya “keturunan Dharma”. Beliau jadi raja kedua di Kerajaan Medang menggantikan Mpu Sindok yang adalah kakek buyutnya. Ayah Dharmawangsa bernama Makutawangsawardhana adalah cucu dari Mpu Sindok,yang mempunyai dua orang anak. Yakni Mahendradatta dan Dharmawangsa. Mahendradatta dikirim ke Pulau Bali untuk menikah dengan Udayana raja Bali. Saat menjadi raja, Dharmawangsa bergelar Sri Maharaja Isana Dharmawangsa Teguh Anantawikramottunggadewa. Dharmawangsa dikenal sebagai seorang figur raja yang tegas dan terkenal dengan pandangan politik yang tajam. Selama pemerintahannya Dharmawangsa percaya dan bertekad menguasai bisa menguasai ekonomi seluruh Jawa Timur hingga Asia Tenggara. Namun, beliau merasa terganggu dengan kuatnya ekonomi Kerajaan Sriwijaya di Pulau Sumatra. Kedua kerajaan besar ini akhirnya bersaing ini menguasai ekonomi Asia Tenggara. Alhasil kedua kerajaan pun mengirimkan utusannya ke Tiongkok yang saat itu berada dalam kekuasaan Dinasti Song. Kerajaan Sriwijaya berangkat pada tahun 988, ketika hendak pulang mereka tertahan di pelabuhan Kanton karena negerinya diserang Kerajaan Medang. Dan pada tahun 992 pasukan Kerajaan Sriwijaya kembali ingin pulang tapi masih terhenti di Campa, karena terjadi penyerangan di negerinya. Utusan Kerajaan Medang akhirnya dikirim oleh Raja Dharmawangsa Teguh pada tahun 992, setelah ia naik takhta pada 991 M. Pada tahun yang sama yakni 992 M Kerajaan Medang mampu menguasai Palembang, tapi mampu dikalahkan oleh pasukan Sriwijaya. Prasasti Hujung Langit pada 997 M menyatakan ada serangan yang terjadi di Sumatra yang dilakukan Jawa. Kematian tragis terjadi pada Dharmawangsa Teguh yang dikenal dengan peristiwa “Mahapralaya” atau “kematian besar”. Saat itu ia sedang bergembira karena tengah melaksanakan pesta pernikahan putrinya dengan Airlangga pangeran dari Bali yang juga keturunan Mpu Sindok. Tanpa sepengetahuannya terjadi penyerangan dari Wurawari dari Lwaram dengan dukungan dan bantuan Kerajaan Sriwijaya. Konon Wurawari memiliki dendam pada Dharmawangsa karena lamarannya di sang raja. 5. Airlangga sumber Bergelar abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa. Airlangga di angkat sebagai raja pada tahun 1019. Ia lahir pada tahun 990. Sang Ayah bernama Udayana, raja Kerajaan Bedahulu, Bali. Dan sang Ibu bernama Mahendradatta, seorang putri Wangsa Isyana dari Kerajaan Medang. Ibunya merupakan keturanan Mpu Sindok raja pertama Kerajaan Medang. Besar dengan dua adiknya yaitu Marakata dan Anak Wungsu yang jadi raja Bali secara bergantian pada tahun 1011 M dan tahun 1022 M. Beliau dinikahkan pada umur yang sangat belia 16 tahun, pada 1006. Calon istri Raja Airlangga merupakan putri pamannya Raja Dharmawangsa Teguh bernama Galuh Sekar. Ketika pesta pernikahan berlangsung di Watan ibu kota Kerajaan Medang, diserbu dan luluh lantakkan. Penyerbuan di lakukan oleh Raja Wurawari yang berasal dari Lwaram. Kerajaan Wuruwari dan Kerajaan Sriwija berkerja sama untuk menggulingkan Kerajaan Medang Kamulan. Sayangnya, penyerbuan tersebut mengakibatkan semua keluarga besar Raja Dharmawangsa Teguh mati, termasuk putrinya Galuh Sekar. Peristiwa yang membuat rakyat Kerajaan Medang Kamulan terpisah-pisah. Untungnya Airlangga berhasil kabur bersama pengikutnya yang setia yakni Mpu Narotama. Dalam pelarian selama berhari-hari mereka menuju pengunungan “Wanagiri” dan berteduh di sebuah gua. Lebih dari tiga tahun Airlangga dan pengikutnya terpaksa bersembunyi. Masa pertapaan pun mereka jalani dengan semampu mereka. Bertahan hidup seadanya di hutan dan gunung pun harus dilakukan. Rasa gelisah semakin mendera Airlangga ketika ada seorang utusan rakyat yang datang menghampirinya ke hutan. Ia membawa pesan dari rakyat Kerajaan Medang yang masih setia padanya. Mereka mengatakan keadaan kerajaan belum terjamin. Orang-orang jahat berpesta-pora kegirangan menindas rakyat-rakyat yang lemah dan yang tidak memiliki kekuasaan apapun. Dengan semangat yang membara dan bantuan dari pengikutnya serta nasib rakyat yang harus di sejaterahkan, Airlangga memutuskan untuk kembali merebut Kerajaan Medang. Dan saat itu juga Airlangga dinobatkan sebagai raja. Pekerjaannya memang tidaklah mudah menyatukan kembali kerajaan yang sempat hancur bukanlah perkara mudah. Ada beberapa bupati-bupati yang membandel tidak ingin kembali menjadi satu kerjaraan. Akhirnya setelah perjalanan, peperangan, pertumpahan darah sana-sani bupati yang membandel tunduk dan taat pada pemerintahan Raja Airlangga. Kehidupan di Kerajaan Medang Seluk-beluk kehidupan Kerajaan Medang dapat ditinjau dari beberapa aspek kehidupan masyarakatnya. 1. Kehidupan Politik Kerajaan Medang Kerajaan Medang sistem pemerintahannya yaitu menurunkan tahtanya pada keturunan selanjutnya. Hanya ada lima raja yang pernah berkuasa di kerajaan tersebut. Tapi kelima raja tersebut mampu membuat kerajaan yang dibawahi menjadi besar dan makmur. Mpu Sindok pendiri Kerajaan Medang yang berkuasa selama 20 tahun, mulai tahun 929 M – 949 M, terkenal dengan kebijakan dan ketertarikan beliau terhadap sastra. Terbukti dari beberapa prasasti peninggalannya. Raja Dharmawangsa 990 M – 1016 M ,raja yang dikenal dengan pandangan politiknya yang tajam. Serta melakukan perubahan besar dalam sektor pertanian dan perdagangan. Tapi dihalangi oleh Kerajaan Sriwijaya. Setelah kematian Dharmawangsa, ia digantikan menantunya yang cukup lama berkuasa di bandingkan raja- raja sebelumnya. Yakni Raja Airlangga yang berkuasa dari 1019 M – 1042 M. Airlangga sangat memperhatikan kehidupan rakyatnya. Ia membangun Waduk Waringin Sapta untuk pencegahan banjir dan membangun beberapa jalan untuk memudahkan akses bagi rakyatnya. Airlangga juga berhasil menaklukkan kerajaan yang berada di sekitar wilayahnya. Penaklukan tersebut dilakuakn secara berkala. Mulai pada tahun 1029 M Arilangga dan pasukannya melanukkan Raja Bisaprabhawa. Lalu pada tahun 1030 berhasil menduduki kerajaan yang di pimpin Raja Wijayawarman. Setahun kemudian tepatnya 1031 mengalahkan Raja Adhamapanuda. Dan pada 1035 M Arilangg berhasil membalaskan dendamnya pada Raja Wuwari yang pernah melakukan penyerangan di hari pernikahanya. 2. Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Medang Mpu Sindok diketahui sedari muda tertarik dengan bidang sastra. Ia pun menuliskan dan menyusun kitab Sanghyang Kamahayanikan Kitab Suci Agama Buddha, sedang beliau sendiri beragama Hindu. Raja Airlangga dikenal karena memiliki kepedulian yang tinggi terhadap rakyatnya. Termasuk kepedulian nya terhadap karya sastra, yang bertujuan melindungi sastrawan , para pujangga dan para seniman. Pada pemerintahannya, Mpu Kanwa menuliskan sastra Arjuna Wiwaha. Ada juga seni wayang yang berkmabng dengan baik. Cerita pewayangannya terkadang mengambil sastra Ramayana dan Mahabharata yang sudah dipengaruhi dengan budaya Jawa. 3. Kehidupan Agama Kerajaan Medang Latar belakang Mpu Sindok yang masih keturunan Sanjaya, yang dimana buyutnya beragama Hindu Siwa. Jadinya Mpu Sindok menganut agama Hindu dengan aliran Siwa. Maka Kerajaan Medang yang dipimpin Mpu Sindok beragama Hindu Siwa. Dan saat pemerintahan Raja Airlangga, Kerajaan Medang diketahui beragama Hindu Waisnawa. Hal ini berdasarkan dari penemuan arca Wisnu yang menaiki garuda. Diakhir pemerintahannya Airlangga mengundurkan diri, tapi sebelumnya ia membangun tempat bertapa untuk anaknya Sanggramawijaya di Pucangan. 4. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Medang Mpu Sindok sengaja memindahkan kerajaannya di dekat Sungai Berantas. Yang bertujuan agar rakyatnya bisa menjadi nelayan, dan menjadi daerahnya sebagai pusat pelayaran dan perdagangan di Jawa Timur. Saat Dharmawangsa, menjadi rasa perdagangan Kerajaan Medang menjadi lebih terkenal bahkan hingga keluar Jawa. Bahkan jadi pusat pelayaran di Indonesia Timur. Sayangnya, karena penyerangan yang terjadi pada Kerajaan Medang yang dilakukan Raja Wurawari. Perekonomian kerajaan tersebut jadi kacau. Masa Kejayaan Kerajaan Medang Masa Kejayaan Medang terjadi saat Raja Airlangga yang berkuasa. Raja Airlangga jagalah yang jadi raja terkenal di Kerajaan Medang. Hal tersebut tertuang dalam sastra karya Mpu Kanwa dengan judul Arjuna Wiwaha. Berhasil mengalahkan kerajaan di sekitar wilayahnya Airlangga semakin berusaha dengan keras memulihkan kewibawaan kerajaannya. Airlangga juga berhasil memindahkan pusat pemerintahannya ke Kahuripan. Usaha-usaha yang dilakukan Raja Airlangga untuk meningkatkan kemakmuran kerajaannya sebagai berikut Membangun Waduk Waringin Sapta untuk mencegah terjadinya banjir musiman. Membangun jalan-jalan yang menjadi penghubung pasar pesisir ke pusat kerajaan. Melakukan perbaikan pelabuhan hujung Galuh, di muara Kali Brantas. Penyebab Runtuhnya Kerajaan Medang Keruntuhan pada Kerajaan Medang saat Airlangga memilih untuk menjadi seorang pertapa. Pulang dari persembunyiannya Airlangga lalu menikahi seorang putri dari Kerajaan Sriwijaya yaitu putri Sanggramawijaya. Pernikahan politik itu dimanfaatkan sebaik mungkin. Diantaranya yaitu untuk keamanan dan agar dia bisa leluasa membangun kerajaannya. Pada masa tuanya Raja Airlangga akhir mengundurkan diri sebagai raja dan memilih menjadi pertapa. Ia bertapa dan mendalami agama Wisnhu di Gunung Penanggungan. Putri Mahkota Raja Airlangga yaitu Sanggramawijaya Tunggadewi Prasassti Turun Hyang 1035 menolak menjadi raja dan mengikuti jejak sang ayah menjadi pertapa. Akhirnya Raja Airlangga membagi dua kerajaan yang di berikan pada dua putranya dari selirnya. Sri Samarawijaya berhak atas kerajaan sebelah barat di sebut Kadiri dengan ibukota Daha. Dan untuk Mapanji Garasakan menguasai kerajaan timur di sebut Janggala dengan ibukota Kahuripan. Sumber Sejarah Kerajaan Medang Kejayaan kerajaan yang jadi pernah jadi kerajaan terbesar di Pulau Jawa ini dapat di lihat dari sumber sejarahnya sebahai berikut 1. Prasasti Mpu Sindok sumber Prasasti ini terkadang dikenal dengan nama Prasasti Cunggrang, terletak di pendapa mungil di Dusun Sukci, Desa Bulusari, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Prasasti ni terbuat dari batu andesit dengan ketebalan 10 cm. Prasasti Mpu Sindok membuat prasasti pada 929 M dengan tulisan bahasa sansekerta. Berfungsi mengungkap silsilah Mpu Sindok sebagai raja pertama Kerajaan Medang. Prasasti Cunggrang termasuk prasasti tertua yang pernah ditemukan. 2. Prasasti Tengaran sumber Prasasti Tengaran kadang juga disebut Prasasti Geweg, sebab dahulu Geweg adalah kuno dari Tengaran. Prasasti Tengaran terletak di Desa Tengaran, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. Untuk melihat Prasasti Tengaran, harus melewati persawahan karena. Isi dari prasasti ini menegaskan bahwa Mpu Sindok,bisa memimpin Kerajaan Medang karena adanya bantuan dari istrinya, Sri Wardhani. 3. Prasasti Lor sumber Kadang juga disebut Prasasti Anjuk Ladang. Prasasti Lor ditemukan di reruntuhan Candi Lor Desa Candirejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Prasasti Lor berbentuk piagam batu yang dibuat pada tahun 935 M. Hanya bagian atasnya saja dari tulisannya yang dapat dibaca. Dari penelitian yang ada isi prasasti tersebut yaitu jasa Mpu Sindok yang menghalau pasukan Kerajaan Sriwijaya terhadap Kerajaan Mataram Kuno 4. Prasasti Bangil Prasasti Bangil berisikan perintah Mpu Sindok untuk membuat sebuah candi sebagai tempat peristirahatan mertuanya. Mpu Sindok sendirilah yang mengawasi pembangunan candi untuk mertuanya Rakyan Bawang. 5. Prasasti Kalkuta sumber Nama asli dari Prasasti Kalkuta yaitu Prasasti Pucangan yang ditemukan 1042 M. Prasasti Pucangan menjelaskan peristiwa penyerangan yang terjadi pada masa pemerintahan Sri Maharaja Isana Dharmawangsa Teguh Anantawikramottunggadewa. Peristiwa yang menewaskan Dharmawangsa, serta keluarganya. Dalam prasasti tersebut juga menjelaskan para raja dan silsilah Kerajaan Medang yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Sansekerta. 6. Berita dari Cina Berita dari Cina berasal dari catatan-catatan yang pernah ditulis ketika zaman Dinasti Sung. Berdasarkan catatan tersebut diceritakan bahwa terjadi permusuhan atau konflik antara kerajaan Jawa dengan Kerajaan Sriwijaya. Tidak hanya itu, dijelaskan pula bahwa duta Kerajaan Sriwijaya yang akan kembali pada tahun 990 masehi harus tinggal terlebih dahulu di Campa hingga perang usai. 7. Berita dari India Berita dari India ini menjelaskan tentang Kerajaan Sriwjaya yang memiliki hubungan baik dengan Kerajaan Chola. Tujuan dari hubungan ini tidak lain untuk menghalangi Kerajaan Medang Kamulan mencapai kejayaannya dan menjadi lebih maju pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa Teguh. Peninggalan Kerajaan Medang Bentuk peninggalan Kerajaan Medang Kamulan beragam dengan corak dan bentuknya. Dan tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 1. Prasasti Kalasan sumber Prasasti Kalasan yaitu prasasti yang ditemukan di Desa Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 1886. Prasasti yang berisikan perintah pembuatan bangunan suci untuk Dewi Tara Candi Kalasan. Hal tersebut karena keluarga raja Syailendra Buyut Mpu Sindok berhasil membujuk Maharaja Dyah Pancapana Kariyana Panangkarana untuk membuatkan bangunan suci yang di inginkan sang raja. Prasasti Kalasan ditulis dalam dengan berbahasa Sansekerta dan aksara Pranagari India Utara. 2. Prasasti Ratu Boko sumber Prasasti Ratu Boko ditemukan bersamaan dengan Situs Ratu Boko di Yogyakarta. Nama sebenarnya dari Prasasti Ratu Boko yakni Prasasti Abhayagiriwihara yang dibuat pada 792 M. Isi prasasti tersebut, membahas pembangunan Keraton Ratu Boko yang di bangun oleh Rakai Panangkaran, dengan tulisan aksara Pranagari India Utara. 3. Prasasti Kedu Mantyasih sumber Banyak penyebutan tentang Prasasti ini. Ada yang menyebutkan Prasasti Tembaga Kedu, Prasasti Balitung dan Prasasti Mantyasih yang diukir pada 907 M. Prasasti Tembaga Kedu ditemukan Mateseh, Magelang Utara, Jawa Tengah yang berisikan silsilah Kerajaan Mataram Kuno sebelum Raja Balitung. 4. Candi Pawon sumber Candi Pawon adalah salah satu Candi Budha yang didirikan Dinasti Syailendra. Berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu jenazah Raja Indra yang wafat pada 812 M, yang adalah ayah Raja Samarrattungga dari Dinasti Syailendra. Candi Pawon berada di antara Candi Borobudur dan Candi Mendut, yang ada di Brojonalan, kelurahan Wanurejo, kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. 5. Candi Sewu sumber Candi Sewu atau Manjusrigrha adalah candi kedua terbesar setelah candi Borobudur di Magelang Jawa Tengah dengan corak candi Budha dan di bangun pada abad ke-8 M. Candi Sewu berada Candi Sewu terletak di Kabupaten Klaten Jawa Tengah, tepatnya di Kecamatan Prambanan yang menghadap ke Utara. Lokasinya tak jauh dari Candi Prambanan, hanya berjarak 800 meter. Walaupun namanya Candi Sewu yang artinya Candi Seribu, kenyataannya candi di sana hanya berjumlah 249 candi. 6. Candi Mendut sumber Candi Mendut berada di Jalan Mayor Kusen Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Lokasinya tidak jauh dari Candi Borobudur yaitu sekitar 3 kilometer. Candi Mendut dan Candi Pawon dipercaya memiliki kaitan erat karena sama-sama candi yang bercorak Candi Budha. Tidak ada yang tahu pasti kapan Candi Mendut di bangun, yang hanya perkiraan sekitar tahun 824 M dan ditemukan pada 1836. Karena saat penemuan pertama kalinya bangunan candi ini kurang lengkap maka pada 1897-1904 dilakukan pemugaran oleh pemerintah Hindia-Belanda. 7. Candi Bima sumber Candi Bima adalah candi dengan arsitektur yang mirip dengan candi yang ada di India, terletak di Desa Dieng Kulon, Banjarnegara, Jawa Tengah. Candi Bima Dieng memiliki ketinggian 8 meter dan disetiap dindingnya ada arca kudu yang menyimbolkan kemegahan sebagai salah satu situs purbakala yang ada di Dieng. 8. Candi Semar sumber Candi Semar dianggap sebagai pendamping Candi Arjuna,yang berada di Karangsari, Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Candi Semar berada tepat di depan Candi Arjuna, dengan bentuk empat persegi panjang berukuran 7 x meter. Tapi kepala candi sudah tidak ditemukan dan tidak dilakukan pemugaran. Konon dahulu Candi Semar berfungsi sebagai tempat penyimpanan senjata. 9. Candi Puntadewa sumber Berada di Komplek Candi Arjuna, Candi Puntawalah yang jadi tertinggi yaitu dengan tinggi m. Bahan pembuatan Candi Puntadewa dari batu andesit yang langkah tapi kokoh hingga saat ini. Hebatnya candi tersebut memiliki candi pelengkap atau candi pewara seperti dua tumpukan batu dengan ujung yang lancip. Didalamnya tidak terdapat arca seperti candi lain melainkan hanya ada yoni. 10. Candi Arjuna sumber Candi Arjuna merupakan candi yang bercorak Hindu, berada di paling utara Komplek Candi Arjuna di Desa Dieng Kulon, Banjarnegara, Jawa Tengah. Pada Candi Arjuna terdapat anak tangga, dengan ujungnya berbentuk kepala naga dan pahatan reliefnya sama seperti candi Hindu lainnya. Di dalam bilik Candi Arjuna terdapat yoni yang berfungsi seperti meja untuk meletakkan sesaji. 11. Candi Srikandi sumber Pembangun Candi Srikandi awalnya bertujuan untuk dipersembahkan kepada Tri Murti dalam agama Hindu. Candi Srikandi berada satu komplek dengan Candi Arjuna, dengan ketinggian setengah meter dan bilik di dalamnya yang kosong. 12. Candi Borobudur sumber Pendiri Candi Borobudur adalah Syailendra yang menganut Budha Mahayana. Candi Borobudur adalah candi Budha terbesar di Indonesia dan Dunia yang telah diresmikan UNESCO sebagai situs warisan dunia. Terdiri dari 6 teras segi empat dan tiga pelataran melingkar di bagian atasnya dengan dihiasi 50 arca Budha dan panel relief. 13. Situs Medang sumber Peninggalan terbaru dari Kerajaan Medang ditemukan di sebuah sawah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Penemuan tersebut yaitu sebuah Lesung Kuno dengan lebar 150 cm, panjang 170 cm dan tinggi 100 cm. Awalnya pemilik sawah dan anaknya berniat mencari emas atau benda peninggalan Kerajaan Medang yang biasa ditemukan warga di sekitar Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus. Kerajaan Medang atau Kerajaan Medang Kamulan akhirnya terbagi dua pada awal abad ke-11. Jadi kerajaan dengan peninggalan dan sumber sejarah yang masih dilihat sampai sekarang. Kendati begitu, ada kerajaan terakhir di Jawa Timur bernama Kerajaan Blambangan yang juga perlu kamu pelajari sejarahnya.
Ilustrasi Corak Kerajaan Medang Kamulan. Sumber UnsplashCorak Kerajaan Medang Kamulan adalah Hindu. Ada banyak sejarah dari kerajaan ini yang menarik untuk dibahas, salah satunya mengenai sejarah dari buku Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara oleh Deni Prasetyo, Kerajaan Medang Kamulan merupakan kerajaan yang berada di Jawa Timur dan merupakan lanjutan dari Kerajaan Mataram lama yang terletak di Jawa satu ini mempunyai corak Hindu. Ada berbagai sejarah di balik berdirinya kerajaan Medang Kamulan. Apa saja?Berdirinya Kerajaan Medang KamulanIlustrasi Corak Kerajaan Medang Kamulan. Sumber UnsplashKerajaan Medang Kamulan berdiri di abad ke-10 dan berada di Jawa Timur. Kerajaan ini adalah kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno yang berada di Jawa dari perpindahan pusat Kerajaan Mataram Kuno adalah karena letusan Gunung Merapi yang memaksanya memindahkan kerajaan ke Jawa Timur. Pendiri dari Kerajaan Medang Kamulan adalah Mpu Sindok yang juga merupakan pendiri Dinasti Kerajaan Medang KamulanIlustrasi Corak Kerajaan Medang Kamulan. Sumber PexelsBerikut ini sekilas mengenai kehidupan masyarakat Kerajaan Medang Kamulan1. Kehidupan EkonomiIbu kota Kerajaan Medang Kamulan berada di dekat Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas yang sangat menunjang kehidupan ekonomi masa kepemimpinan Airlangga, ia membangun pelabuhan Hujung Galuh pada muara Sungai Brantas yang kemudian menjadi pusat dari perdagangan internasional. Hal tersebut tentu menjadi pemasukan tersendiri bagi Kerajaan Medang Kehidupan AgamaKerajaan Medang Kamulan mempunyai corak Hindu karena Mpu Sindok merupakan penganut dari agama Hindu Siwa. Kepercayaan itu tentu memengaruhi sistem kepercayaan penduduk di Kerajaan Medang sebuah prasasti peninggala Kerajaan Medang Kamulan mengatakan bahwa Raja Airlangga adalah penganut agama Hindu hal tersebut benar, dapat disimpulkan bahwa kerajaan Medang Kamulan yang awalnya menganut Hindu Siwa berubah menjadi Hindu Kehidupan Sosial BudayaMpu Sindok yang merupakan pendiri Kerajaan Medang Kamulan terkenal sebagai seorang tidak, ia telah menulis banyak hal serta menyusun kitab suci agama Buddha. Padahal, ia adalah pemeluk Hindu. Sikap Mpu Sindok menandakan bahwa ia adalah orang yang peduli pada tersebut berbeda dengan Raja Airlangga yang merupakan raja terakhir kerajaan tersebut. Sang raja tekenal sebagai sosok yang bijaksana serta selalu memperjuangkan kehidupan dia sekilas mengenai corak Kerajaan Medang Kamulan serta sejarah berdirinya.LAU
- Kerajaan Medang atau Medang Kamulan didirikan oleh Mpu Sindok pada abad ke-10. Kerajaan Medang adalah lanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah yang dipindah oleh Mpu Sindok. Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur karena alasan keamanan dan faktor Medang Kamulan akhirnya hancur setelah diserang Kerajaan Sriwijaya dengan bantuan Raja Wurawari. Baca juga Bukti Mataram adalah Kerajaan Maritim di Nusantara Sejarah berdirinya Kerajaan Medang Kerajaan Medang Kamulan didirikan oleh Mpu Sindok pada abad ke-10. Kerajaan ini diperkirakan berada di daerah Jombang, Jawa Timur. Mpu Sindok adalah keturunan dari Dinasti Sanjaya yang berkuasa di Mataram Kuno. Kerajaan Medang merupakan lanjutan dari Mataram Kuno di Jawa Tengah. Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur karena adanya tekanan dari Kerajaan Sriwijaya di Sumatera. Selain itu, faktor bencana alam juga menjadi alasan Mpu Sindok memindahkan Mataram Kuno ke Jawa Timur. Mpu Sindok kemudian merintis dinasti baru, yakni Dinasti Isyana yang diambil dari gelar Mpu Sindok, yaitu Isyana Tungga Dewa. Mpu Sindok memerintah Medang Kamulan pada 929 Masehi hingga 949 Masehi. Dinasti Isyana kemudian menjadi penguasa di Medang Kamulan dalam kurun waktu satu abad. Kejayaan Medang Kamulan Selama pemerintahannya, Mpu Sindok dibantu oleh permaisurinya, yakni Sri Wardhani. Mereka berusaha untuk membuat rakyat Medang hidup dalam kesejahteraan dan kemakmuran. Mpu Sindok bahkan membangun bendungan dan tanggul untuk mendukung pertanian Medang Mpu Sindok meninggal dunia, Medang Kamulan kemudian dipimpin oleh Raja Dharmawangsa. Selama pemerintahan raja Dharmawangsa, Medang Kamulan menjalin persahabatan dengan berbagai kerajaan di nusantara. Kerajaan yang menjalin hubungan dengan Medang Kamulan salah satunya adalah Kerajaan Bali. Hal itu dibuktikan dengan adanya pernikahan antara putri raja Dharmawangsa dengan putra Raja Udayana, yakni Airlangga. Raja Dharmawangsa juga menjalin hubungan baik dengan Dinasti Sung yang berkuasa di China. Runtuhnya Medang Kamulan Ketika pesta pernikahan putri Raja Dharmawangsa dengan Airlangga, terjadi serangan mendadak dari Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya menyerang Medang Kamulan dengan bantuan dari Kerajaan Wurawari. Serangan tersebut mengakibatkan meninggalnya keluarga Kerajaan Medang. Sementara itu, Airlangga dan pengikut setianya berhasil selamat. Pada 1031, Airlangga berupaya memulihkan kejayaan Dinasti Isyana dengan mengangkat dirinya sebagai raja. Baca juga Pembangunan pada Masa Pemerintahan Raja Airlangga di Kahuripan Airlangga menggunakan gelar Rakai Hali Sri Lakeswara Dharmawangsa Airlangga Teguh Ananta Wikramatunggadewa. Ia kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke wilayah Kahuripan. Airlangga secara perlahan mengembalikan Dinasti Isyana dengan mendirikan Kerajaan Kahuripan. Referensi Wignjosoebroto, Wiranto. 2016. Mencari Jejak Kahuripan Kerajaan Hindu Tertua dan Terlama di Tanah Jawa. Yogyakarta K-Media. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Oleh Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jawa Tengah KOMPAS - Kerajaan Medang Kamulan merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah. Kerajaan Medang Kamulan terletak di Jawa Timur tepatnya di muara Sungai Brantas dengan Watumas sebagai ibu kotanya. Dilansir dari buku Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara 2009 oleh Deni Prasetyo, Kerajaan Medang Kamulan didirikan oleh Mpu Sindok setelah memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur sekitar abad ke-9 Masehi. Mpu Sindok sebenarnya keturunan raja-raja Dinasti Sanjaya yang berkuasa di Mataran Lama. Karena ada tekanan dari Sriwijaya dan bencana alam, Mpu Sindok memutuskan untuk memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur. Mpu Sindok kemudian merintis duinasti baru dengan gelar nama Mpu Sindok Isyanattunggadewa yang kemudian memerintah di Medang Kamulan selama satu abad. Sekaligus menjadi raja pertama di Kerajaan Medang juga Perkembangan Kerajaan Pajang dan Mataram Kejayaan Kerajaan Medang Kamulan Dalam pemerintahannya, Mpu Sindok bersama permaisuri, Sri Wardhani terus berusaha membuat rakyat Medang hidup sejahtera dan makmur. Mpu Sindok mulai membangun bendungan dan tanggul untuk meningkatkan pertanian. Setelah Mpu Sindok wafat, pemerintahan kerajaan digantikan oleh Sri Isyana Tunggawijaya selaku putri dari Mpu Sindok. Sri Isyana Tunggawijaya kemudian menikah dengan Raja Lokapala dan melahirkan anak laki-laki bernama Makutawangsawardhana yang kemudian naik takhta menggantikan ibunya. Makutawangsawardhana memiliki dua orang anak, yaitu putri bernama Mahendradatta yang terkenal karena kecantikannya dan Dharmawangsa Teguh. Putri Mahendradatta menikah dengan Raja Udayana yang memerintah di Bali dan kemudian melahirkan anak bernama Airlangga.
Kerajaan Medang Kamulan merupakan kerajaan yang dibangun oleh Mpu Sindok dan terletak di Sungai Brantas yang memiliki ibukota Wantas Mas. Kerajaan tersebut merupakan kerajaan yang bercorak orang menyebut nama Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu adalah Kerajaan Medang. Kerajaan Medang Kamulan merupakan kerajaan yang berdiri setelah Kerajaan Mataram Kuno Penggunaan nama Kerajaan Medang hanya pada periode Jawa Timur. Tapi menurut prasasti-prasasti peninggalan kerajaan ini, Kerajaan Medang pertama kali di dirikan di Jawa Tengah yang pendirinya ialah keturunan dari Kerajaan Mataram Kuno Mpu Sindok dari Dinasti artikel kali ini saya akan membahas Sejarah Kerajaan Medang Kamulan, mari kita Kerajaan Medang Kamulan disebut sebagai kerajaan lanjutan dari Kerajaan Mataram ibukota dari Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu ialah Medang Kamulan. Nama kamulan ini merupakan perubahan dari suku kata “kamulyaan” atau “kemuliaan”. Tapi, para peneliti ada yang mengatakan bahwa Medang Kamulan merupakan ibukota dari Kerajaan Jenggala atau Kerajaan Medang kamulan merupakan kerajaan yang berdiri pada abad ke-8 dan didirikan oleh seorang awalnya pejabat istana mataram kuno yaitu Mpu saat itu Jabatan Mpu Sindok cukup penting karena mempunyai posisi tertinggi sesudah raja yang bergelar Rakryan Mapatih Hino atau Rakryan Mahamantri i Keruntuhan Kerajan Mataram Kuno, memberi kesempatan untuk Mpu Sindok untuk mendirikan Kerajaan Medang Kamulan dan membentuk Dinasti Isyana atau Wangsa Isyana bisa dikatakan dinasti ketiga dalam sejarah Kerajaan Mataram Kuno, setelah Mpu Sindok mendirikan istana baru di daerah Tamwlang pada tahun prasasti peninggalan Mpu Sindok menjelaskan dengan tegas menjelaskan bahwa kerajaannya merupakan kelanjutan dari Kadatwan Rahyangta i Medang i Bhumi terakhir Kerajaan Mataram kuno yaitu Sri Maharaja Dyah Wawa dulunya juga seorang yang menjabat pegawai pengadilan atau Sang Pamgat Momahumah yang melakukan Pemberontkan ke Sri Maharaja Dyah Tulodhong. ia Dyah Wawa bergelar Medang i Bhumi Medang kamulan berdiri di Jawa Tengah, tepat setelah Sri Maharaja Dyah Wawa turun tahtah, yang sekarang terletak di daerah kerajaan ke Jawa Timur pada abad ke-10, melibatkan banyak hal dan sangat diperhitungkan. Tapi yang jadi faktor utamanya dari faktor meletusnya Gunung Merapi yang berada di Jawa Tengah. Bencana besar ini tercatat dalam sejarah. Musibah Gunung meletus menghancurkan ibu kota Kerajaan menamai peristiwa besar tersebut dengan nama “Pralaya medang”. Faktor pemindahan kerajaan karena hanya bencana letusan gunung mengakibatkan kerajaan yang harus dipindahkan ke Jawa Juga Lokasi, Letak Geografis Dan Peta Wilayah Kerajaan MedangLokasi kerajaan Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Kerajaan Medang yang pada awalnya berdiri di Jawa Tengah atau Mdanj i Bumi lokasi awalnya tidak diketahui dengan tepat dimana, tapi diperkirakan berada di sekitar Yogyakarta dan Candi Prambanan. Lalu kerajaan berpindah ke Poh Pitu dan pada abad ke-10 berdasarkan ditemukannya beberapa prasasti, Kerajaan Medang pindah ke Jawa Timur dengan lokasi yang bermuara di Sungai Brantas. Ibukota bernama Watan saat raja pertama Mpu Sindok berkuasa, wilayah kekuasaannya meliputi wilayah Malang sebelah selatan, Pasuruan sebelah timur, Nganjuk sebelah barat dan Surabaya sebelah lagi Kerajaan Medang kamulan hampir menguasai wilayah Jawa Timur dan berhasil mempengaruhi daerah lain hingga Indonesia Raja-Raja Kerajaan MedangBerikut ini dari Dinasti Isyana, Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Medang YaituFoto by unsplsh1 Mpu Sindok 929 – 949 MSebagai raja pertama Mpu Sindok mendapat gelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isyana Wikrama Dharmatunggadewa, beliau memerintah kerajaan medang selama 20 tahunRaja Mpu Sindok dibantu oleh istrinya yaitu Sri Wardhani Pu Kbin putri dari Dyah Wawa raja terakhir Kerajaan Mataram Kuno. Mpu Sindok merupakan keturunan langsung Mataram Kuno dari Dinasti Sanjaya di Jawa raja pertama Berbagai usaha dilakukan Mpu Sindok untuk memperluas daerah kekuasaannya dan memakmurkan kerajaannya. Di antaranya membangun bendungan perairan dan Mpu Sindok melarang warganya untuk memancing ikan di waduk tersebut agar dapat melestarikan sumber daya alam yang Raja Sri Isyana Tunggawijaya 947-9xx Selanjutnya Sri Isyana Tunggawijaya merupakan raja perempuan yang memerintah pada tahun 947 di Kerajaan Medang. Di masa pemerintahannya, Sri Isyana Tunggawijaya dibantu oleh suaminya yaitu Sri ada informasi mengenai masa pemerintahannya, Tapi berdasarkan temuan Prasasti Pucangan, putra mereka yang bernama Sri Makuthawangsawardhana melanjutkan tahta sebagai raja ke Sri Makutawangsawardhana 9xx-985 MRaja Kerajaan Medang Kamulan Selanjutnya Sri Makutawangsawardhana sekitar sebelum tahun 990 masehi. Sri Makutawangsawardhana memiliki seorang putri bernama seperti sri Isyana Tunggawijaya Tidak banyak pula informasi mengenai masa pemerintahannya. Sumber mengenai kehidupannya diketahui dari Prasasti sejarawan mengatakan bahwa Makutawangsawardhana memiliki dua orang anak yaitu Mahendradatta dan seorang lagi bernama Dharmawangsa. ini diperkuat dengan temuan prasasti Sirah Keting yang menyebutkan bahwa Dharmawangsa merupakan keluarga Wangsa Mahendradatta menjadi permaisuri dengan Udayana raja Bali dan Dharmawangsa Teguh menggantikan posisi Sri Makutawangsawardhana menjadi raja ke 4 Kerajaan Medang Dharmawangsa Teguh 990 – 1016 MRaja Dharmawangsa dikenal sebagai seorang figur raja yang tegas dan terkenal dengan pandangan politik yang tajam. Selama masa pemerintahannya Dharmawangsa bertekad bisa menguasai ekonomi seluruh Jawa Timur hingga Asia beliau merasa terganggu dengan kuatnya ekonomi dari Kerajaan Sriwijaya di Pulau Sumatra. Kedua kerajaan besar ini akhirnya saling bersaing ini menguasai ekonomi Asia kerajaan ini pun mengirimkan utusannya ke Tiongkok yang saat itu dalam kekuasaan Dinasti Song. Utusan Kerajaan Sriwijaya berangkat pada tahun 988, ketika hendak pulang mereka tertahan di pelabuhan Kanton karena negerinya di sumatra diserang Kerajaan Medang pada tahun 992 utusan pasukan Kerajaan Sriwijaya kembali ingin pulang tapi masih terhenti di kerajaan Campa, karena terjadi penyerangan di tahun 992 Utusan Kerajaan Medang akhirnya dikirim oleh Raja Dharmawangsa Teguh setelah ia naik takhta pada 991 Pada tahun yang sama tahun 992 Kerajaan Medang mampu menguasai Palembang, tapi pasukan kerajaan medang mampu dikalahkan oleh pasukan Hujung Langit pada 997 M menyatakan ada serangan yang terjadi di Sumatra yang dilakukan oleh kerajaan Dharmawangsa Teguh sedang menikahkan putrinya dengan seorang pangeran berdarah jawa-bali bernama airlangga, Saat itu istana sedang bergembira karena tengah melaksanakan sepengetahuannya tiba-tiba istana diserang Wurawari dari Lwaram dengan dukungan dan bantuan Kerajaan Sriwijaya. Konon Raja Wurawari memiliki dendam pada yang mendadak ini mengakibatkan Kematian yang tragis terjadi pada Dharmawangsa Teguh dan para kerabat kerajaan yang dikenal dengan peristiwa “Mahapralaya” atau “kematian besar”.5 Airlangga1019 – 1042 MAirlangga Bergelar abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa. Airlangga di angkat sebagai raja kerajaan medang pada tahun 1019. Ia lahir pada tahun Airlangga bernama Udayana, raja Kerajaan Bedahulu, Bali. Dan sang Ibu bernama Mahendradatta, seorang putri Sri Makutawangsawardhana raja ke 3 dari Kerajaan Besar dengan dua adiknya yaitu Marakata dan Anak Wungsu yang jadi raja Bedahulu Bali secara bergantian pada tahun 1011 M dan tahun 1022 Beliau dinikahkan pada umur yang sangat belia 16 tahun, pada 1006. Calon istri Raja Airlangga merupakan putri pamannya Raja Dharmawangsa Teguh bernama Galuh ke istanaKetika pesta pernikahan berlangsung di Watan ibu kota Kerajaan Medang, Terjadi serangan dan luluh lantakkan istana medang. Serangan ini di lakukan oleh Raja Wurawari yang berasal dari Lwaram yang merupakan vasal dari kerajaan serangan ini Kerajaan Wuruwari dan Kerajaan Sriwija berkerja sama untuk menggulingkan Kerajaan Medang Kamulan. Konon Raja Wurawari ini memiliki dendam pada Dharmawangsa perihal lamaran pada penyerangan ini mengakibatkan semua keluarga besar Raja Dharmawangsa Teguh mati, termasuk putrinya Galuh Sekar dan menghancurkan istana. karena Peristiwa ini membuat rakyat Kerajaan Medang Kamulan Raja Airlangga berhasil kabur bersama pengikutnya yaitu Mpu Narotama. Dalam pelariannya selama berhari-hari mereka menuju pengunungan “Wanagiri” dan berteduh di sebuah Terpaksa bersembunyi selama Lebih dari tiga tahun. Masa pertapaan pun mereka jalani dengan semampu mereka dari Bertahan hidup seadanya di hutan dan gunung pun harus mereka merasa gelisah ketika ada seorang utusan rakyat yang datang menghampirinya ke hutan. Ia membawa pesan dari rakyat Medang yang masih setia padanya. Mereka mengatakan keadaan kerajaan medang belum jahat berpesta-pora menindas rakyat yang lemah dan yang tidak memiliki kekuasaan apapun. Dengan semangat membara dan bantuan dari pengikutnya serta nasib rakyat yang harus di sejaterahkan, Airlangga memutuskan untuk kembali untuk merebut Kerajaan saat itu juga Airlangga dinobatkan sebagai raja 5 kerajaan medang. Pekerjaannya sebagai raja tidaklah mudah menyatukan kembali kerajaan yang sempat hancur bukanlah perkara beberapa bupati yang membandel tidak ingin kembali menjadi satu kerjaraan. Akhirnya setelah perjalanan waktu, banyaknya peperangan dan pertumpahan darah sana-sani para bupati yang membandel tunduk dan taat pada pemerintahan Raja Airlangga. Kehidupan Di Kerajaan MedangSeluk-beluk kehidupan di Kerajaan Medang dapat ditinjau dari beberapa aspek kehidupan by unsplasAda 4 aspek kehidupan masyarakat medang yakni, Berikut ini Kehidupan Politik Kerajaan MedangSistem pemerintahan Kerajaan Medang seperti monarki pada umumnya yaitu menurunkan tahtanya pada keturunan selanjutnya. Namun Hanya ada lima raja yang pernah berkuasa, Tapi kelima raja tersebut mampu membuat kerajaan yang dibawahi menjadi besar dan pendiri kerajaan Mpu Sindok berkuasa selama 20 tahun, mulai tahun 929 M – 949 M, terkenal dengan kebijakan dan ketertarikan beliau terhadap sastra. Terbukti dari beberapa prasasti Raja Dharmawangsa 990 M – 1016 M ,Terkenal raja dengan pandangan politiknya yang tajam. Serta melakukan perubahan besar dalam sektor pertanian dan perdagangan kerajaan medang. Tapi dihalangi oleh Kerajaan kematian raja Dharmawangsa, ia digantikan oleh menantunya yang cukup lama berkuasa di bandingkan raja- raja sebelumnya. yaitu Raja Airlangga yang berkuasa dari 1019 M – 1042 M. selama era kepemimpinannya Airlangga sangat memperhatikan kehidupan membangun Waduk Waringin Sapta untuk pencegahan banjir dan membangun jalan untuk memudahkan akses bagi rakyatnya. Raja Airlangga juga berhasil menaklukkan kerajaan yang berada di sekitar wilayahnya. Dan Penaklukan ini dilakuakn secara Mulai pada tahun 1029 Arilangga dan pasukannya menklukan Raja Bisaprabhawa. Lalu setahun kemudian 1030 berhasil menduduki kerajaan yang di pimpin Raja Wijayawarman. dan DI Tahun depannya tepatnya 1031 mengalahkan Raja pada akhinya tahun 1035 Raja Arilangg berhasil membalaskan dendamnya pada Raja Wurawari yang melakukan penyerangan dan membunuh istri dan keluarganya di hari kondisi politik kerajaan medang kamulan yang berprinsip meneruskan tahta raja berdasarkan garis ini hanya memiliki 5 raja saja yang salah satunya termasuk seorang wanita. Tampaknya tidak berdampak karena kerajaan ini terbilang kerajaan yang sangat maju dan bisa berkuasa dengan cukup lama beserta wilayah kekuasaan yang memang cukup Kehidupan Bidang Ekonomi Kerajaan Medang KamulanDalam Bidang ekonomi Kerajaan Medang Kamulan bisa dibilang berjalan dengan baik, apalagi pada bidang perdagangan. Bukan hanya itu hasil laut yang melimpah. Sehingga masyarakat yang ada sangat makmur dan perdagangan sangat dikenal, hal ini menyebabkan rasa iri dari Kerajaan Sriwijaya, dimana kerajaan tersebut berusaha untuk menyaingi kerajaan Medang Kamulan. Sehingga terjadilah peperanga, dalam Peperangan tersebut dimenangkan Kerajaan Sriwijaya dan membuat kondisi ekonomi yang berada di wilayah Medang semakin merosot dan itu raja Mpu Sindok sengaja memindahkan kerajaannya di dekat Sungai Berantas. Yang bertujuan supaya rakyatnya bisa menjadi nelayan, dan menjadi daerahnya sebagai pusat pelayaran dan perdagangan di Jawa saat Dharmawangsa menjadi raja, perdagangan Medang menjadi lebih terkenal bahkan hingga keluar Jawa. Bahkan jadi pusat pelayaran di daerah Indonesia karena penyerangan yang dilakukan Raja Wurawari. Perekonomian kerajaan medang jadi Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan MedangSejak masih muda Mpu Sindok sudah tertarik dengan bidang sastra. Di buktikan dengan Ia pun menuliskan dan menyusun kitab Sanghyang Kamahayanikan Kitab Suci Agama Buddha, sedang beliau sendiri beragama Airlangga juga dikenal karena memiliki kepedulian yang tinggi terhadap rakyatnya. Termasuk kepedulian nya terhadap karya sastra, yang bertujuan melindungi sastrawan , para pujangga dan para seniman dari kerajaan Masa pemerintahan Airlangga, Mpu Kanwa menuliskan sastra Arjuna Wiwaha. Ada juga seni wayang yang berkembang dengan baik. Baik Dari Cerita pewayangannya terkadang mengambil sastra Ramayana dan Mahabharata yang sudah terpengaruh dengan budaya Kehidupan Agama Kerajaan MedangKerajaan Medang Kamulan merupakan kerajaan yang bercorak Hindu, karena sistem kepercayaan yang ada pada masyarakat berasal dari Raja Mpu Sindok yang merupakan penganut Hindu saat Kerajaan Medang yang dipimpin Mpu Sindok beragama Hindu Siwa. Dan setelah pemerintahan Raja Airlangga, Kerajaan Medang diketahui beragama Hindu berdasarkan dari penemuan arca Wisnu yang menaiki garuda. Pada akhir pemerintahannya Airlangga mengundurkan diri, tapi sebelumnya ia membangun tempat bertapa untuk anaknya Sanggramawijaya di daerah Kejayaan Kerajaan MedangMasa Kejayaan kerajaan Medang kamulan terjadi saat Raja Airlangga yang berkuasa. Raja Airlangga menjadi raja terkenal di Kerajaan Medang. Hal tertulis dalam sastra karya Mpu Kanwa dengan judul Arjuna mengalahkan kerajaan di sekitar wilayahnya Raja Airlangga semakin berusaha dengan keras memulihkan kewibawaan kerajaannya. Airlangga juga berhasil memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah ini Usaha-usaha yang dilakukan Raja Airlangga untuk meningkatkan kemakmuran kerajaannya Membangun Waduk Waringin Sapta untuk mencegah terjadinya banjir jalan-jalan yang menjadi penghubung pasar pesisir ke pusat perbaikan pelabuhan hujung Galuh, di muara Kali Runtuhnya Kerajaan MedangKeruntuhan Kerajaan Medang kamulan terjadi saat Airlangga memilih untuk menjadi seorang pertapa. lalu Ia bertapa dan mendalami agama Wisnhu di Gunung keluar dari persembunyiannya lalu Airlangga menikahi seorang putri dari Kerajaan Sriwijaya yaitu putri Pernikahan politik ini dimanfaatkan sebaik mungkin. Diantaranya yaitu untuk keamanan dan agar dia bisa leluasa membangun kembali Putri Mahkota Raja Airlangga yaitu Sanggramawijaya Tunggadewi Prasassti Turun Hyang 1035 menolak menjadi raja dan mengikuti jejak sang ayah menjadi pertapa dengan gelar yang tersemat “Ratu Gitu Putri”.Karena itu Akhirnya Raja Airlangga membagi dua kerajaan yang di berikan pada dua putranya dari Sri Samarawijaya berhak atas kerajaan sebelah barat di sebut kerajaan Kadiri Panjalu dengan ibukota Daha. Kedua Mapanji Garasakan menguasai kerajaan timur di sebut kerajaan Janggala dengan ibukota kerajaan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya perang artikel ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan kamu
kehidupan sosial kerajaan medang kamulan